Apa itu Unearned Revenue – Bisnisdolar.com Unearned revenueĀ atauĀ pendapatan yang belum diterima dalam akuntansi adalah salah satu konsep yang penting untuk dipahami. Unearned revenue atau pendapatan di awal adalah pendapatan yang diterima di muka sebelum barang atau layanan yang terkait dengan pendapatan tersebut diserahkan kepada pelanggan.
Dalam bagian ini, kita akan membahas dengan detailĀ apa ituĀ unearned revenueĀ atauĀ pendapatan yang belum diterima dalam akuntansi, serta cara yang benar untuk mencatatnya.
Poin Pembahasan Tentang Apa itu Unearned Revenue :Ā
- Pendapatan yang belum diterima adalah pendapatan yang diterima di muka sebelum barang atau layanan yang terkait dengan pendapatan tersebut diserahkan kepada pelanggan.
- Pendapatan yang belum diterima harus dicatat dengan benar dalam akuntansi untuk menghindari masalah dalam laporan keuangan.
- Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk mencatat pendapatan yang belum diterima .
- Contoh–contoh nyata pendapatan yang belum diterima berbagai industri dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang konsep ini.
- Pendapatan yang belum diterima memiliki karakteristikĀ yang harus dipahami dalam akuntansi.
Pengertian Unearned Revenue
Pada bagian ini, kita akan membahasĀ pengertianĀ dari unearned revenue atauĀ pendapatan yang belum diterima dalam akuntansi. Pendapatan yang belum diterima adalah pendapatan di muka sebelum barang atau layanan yang terkait dengan pendapatan tersebut diserahkan kepada pelanggan. Dalam istilah akuntansi, pendapatan yang belum diterima dapat diartikan sebagai kewajiban perusahaan karena pendapatan tersebut belum dihasilkan melalui pengiriman barang atau pemberian layanan.
Pendapatan yang belum diterima juga dikenal sebagai deferred revenue, karena pendapatan tersebut “ditunda” hingga terpenuhinya persyaratan tertentu. Persyaratan ini dapat berupa pengiriman barang, pemberian layanan, atau pemenuhan suatu kontrak. Setelah persyaratan terpenuhi, pendapatan yang belum diterima akan diakui sebagai pendapatan yang dihasilkan oleh perusahaan. Jadi, unearned revenue bukanlah pendapatan yang benar-benar dihasilkan, tetapi pendapatan yang masih belum terealisasi.
Baca Juga: Pengertian Gross Profit yang Benar dan Lengkap
Karakteristik Unearned Revenue
Unearned revenue termasuk kategori pendapatan yang belum diterima dalam akuntansi. Namun, pendapatan ini memilikiĀ karakteristik khusus, yaitu :
- Pendapatan dimuka : pendapatan yang belum diterima terjadi ketika pelanggan membayar di muka untuk produk atau layanan yang akan diterima. Misalnya, pelanggan membayar cicilan bulanan sebelum kendaraan dikirimkan.
- Bukti transaksi : bukti transaksi harus tersedia ketika unearned revenue diakui dalam laporan keuangan. Sebagai contoh, faktur atau kontrak dengan pelanggan dapat dijadikan sebagai bukti transaksi.
- Belum dihasilkan : pendapatan yang belum diterima hanya dapat diakui sebagai pendapatan setelah produk terkait telah diserahkan sepenuhnya kepada pelanggan. Jika pengiriman belum selesai, pendapatan harus dicatat sebagai liabilitas.
- Menghasilkan beban : biaya produksi dan beban lainnya harus diakui secara terpisah dariĀ pendapatan yang belum diterima. Setiap biaya tersebut harus dialokasikan ke periode akuntansi yang tepat.
” Penting untuk mengakui unearned revenue dalam laporan keuangan dengan benar, karena hal ini dapat memengaruhi margin laba “.
Cara Mencatat Unearned Revenue
Untuk mencatat unearned revenue, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan sesuai dengan spesifikasi kasus yang dihadapi. Berikut adalah beberapa metode yang bisa digunakan :
Metode | Cara Mencatat |
---|---|
Metode Penaraikan | Pendapatan yang diterima di muka dicatat sebagai pendapatan yang belum diterima pada sisi kredit, lalu pada periode tertentu pembukuan dilakukan dengan mencatat pendapatan yang belum diterima pada sisi debit dan selisihnya pada sisi kredit |
Metode Pemasangan | Pendapatan yang diterima di muka dicatat sebagai pendapatan yang belum diterima pada sisi kredit. Setiap kali layanan atau produk disediakan, suatu bagian dari pendapatan diakui sebagai earned revenue dan dicatat sebagai pendapatan dalam neraca |
Metode Persentase Pengerjaan | Pendapatan yang diterima di muka dicatat sebagai pendapatan yang belum diterima pada sisi kredit. Setiap kali pekerjaan diselesaikan, persentasenya dihitung dan pendapatan yang diakui sebagai earned revenue pada sisi debit dan selisihnya pada sisi kredit |
Jadi, dengan menggunakan salah satu metode di atas, pendapatan yang belum diterima bisa dicatat dengan benar dalam akuntansi sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Contoh :
Berikut ini adalah beberapa contoh nyata unearned revenue pada berbagai industri :
Industri | Tipe Unearned Revenue | Cara Mencatat |
---|---|---|
Restoran | Makanan yang dibayar di muka | Mencatat sebagai pendapatan yang belum diterima dan mengakui sebagai pendapatan saat makanan sudah disajikan kepada pelanggan. |
Hotel | Pemesanan kamar hotel | Mencatat sebagai pendapatan yang belum diterima dan mengakui sebagai pendapatan saat tamu menginap di hotel. |
Travel agency | Tiket pesawat yang dibayar di muka | Mencatat sebagai pendapatan yang belum diterima dan mengakui sebagai pendapatan saat penerbangan dilakukan. |
Unearned revenue sangat umum terjadi pada bisnis yang menerima pembayaran di muka. Dalam memahami pendapatan yang belum diterima , penting untuk mengakui kapan pendapatan harus diakui sebagai pendapatan yang diterima.
Kesimpulan
Kesimpulan, kita dapat menyimpulkan bahwa unearned revenue adalah pendapatan yang diterima di muka sebelum barang atau layanan tersebut diserahkan kepada pelanggan.
Baca Juga: Revenue Cost Ratio adalah? Pengertian dan Rumus
Karakteristik utama dari pendapatan yang belum diterima adalah bahwa pendapatan ini diakui pada saat penerimaan.
Untuk mencatat pendapatan yang belum diterima dengan benar, kita harus menentukan metode yang benar dan mengikuti langkah-langkah yang tepat. Metode yang lazim digunakan adalah metode pengakuan langsung dan metode pengakuan tidak langsung. Setelah metode dipilih, pendapatan yang belum diterima harus dicatat pada waktu yang tepat dan dalam jumlah yang tepat.
Contoh nyata pendapatan yang belum diterima dapat ditemukan dalam berbagai industri, seperti konstruksi, penerbangan, dan teknologi. Mencatat pendapatan yang belum diterima dengan benar sangat penting untuk memastikan laporan keuangan yang akurat dan transparan.